(KN) Polemik tentang RUU Pilkada,
yang mengubah PILKADA langsung menjadi tidak langsung, dengan DPRD sebagai yang
empunya hajatan. Menunjukkan elite politik kita masih di dominasi generasi
orba(Orde Baru) yang siap mengembalikan ke jaman ke “penak jaman ku To”. Di
jaman itu, DPRD kita tak lebih merupakan perpanjangan tangan pemerintah,
sehingga tak lahir pemimpin yang siap saat orba tumbang. Di era SBY, geliat
munculnya generasi muda yang siap menjadi pemimpin baru, mulai terlihat
ditingkat daerah, walau klaim koalisi merah putih yang selalu menganggap
pilkada langsung gagal dengan indikator, banyaknya pemimpin daerah yang masuk
bui. Tapi percayalah, orang-orang seperti
walikota Surabaya, Bandung dan Jokowi kelak tak akan pernah ada! Bahkan
di yakini akan layu sebelum berkembang!
Jadi, rencana untuk mengembalikan
Pilkada Langsung menjadi pilkada tak langsung, dengan mengembalikan wewenang
itu pada DPRD menunjukkan, politikus tua kita tak rela memberi uluran tangan
untuk generasi di bawahnya. Seandainya alasan biaya pilkada langsung yang
menghabiskan dana 80 T, dianggap pemborosan. Rasanya itu sebanding dengan tokoh
yang di hasilkan. Mentalitas elite tak pro rakyat ini harus jadi perhatian kita
semua. Camkan apa yang di sampaikan BJ Habibi, orang yang selalu ngotot dengan pendiriannya, sementara rakyat
sudah punya pilihan sendiri! Menunjukkan
ia bukan pro rakyat!
No comments:
Post a Comment