Sunday, February 23, 2014

Kapan Pemilih Cerdas Lahir?

(KN)Pemilu sebagai pesta demokrasi juga di samakan dengan momentum perubahan dan juga transformasi kekuasaan. Sejatinya setiap ada kelemahan pada rezim sebelumnya, dapat di koreksi dan di perbaiki oleh pemilih sebagai pemegang suara tunggal untuk menentukan perbaikan kedepan. Sayangnya, pemilih kita di bodohkan secara sistematis oleh para caleg, mereka memobilasi pemilih menggunakan uang. Yang semua paham, uang gak punya pemikiran! Kesan ini tangkap oleh Anies Baswedan tokoh cerdas, yang prihatin atas kondisi yang ada. Pada akun twitternya ia berceloteh, kalau dulu mobilisasi massa dengan kekuatan, sekarang mobilisasi massa dengan uang. Uang kata Anis, tidak punya ide! Sedangkan kekuatan memaksa ide untuk di pendam. Intinya, pemilih di lucuti kesadarannya untuk lebih baik, dibiarkan untuk tetap bodoh!
Konsekuensinya, rezim yang terpilih sadar atau tidak sadar sudah memulai pembodohan pada rakyatnya! Dan jadilah pemilu sekedar pesta tak bermakna. Teringat Cak Nun, pernah berkoar dalam tulisannya; Orang pintar adalah orang licik yang menyamar, sementara orang bodoh orang baik yang menerima nasib buruk! Jadi siapa yang pintar? Dan siapa yang bodoh?

Friday, February 21, 2014

Caleg Dan Pulus!

(KN)Suatu malam, di undang seorang teman yang kebetulan nyaleg di pileg 9 April 2014 mendatang. Pada saat yang bersamaan di depan rumah tersebut berkumpul beberapa orang dewasa, belakangan di ketahui sebagai tim sukses caleg tersebut. Dari pembicaraan yang mereka lakukan ternyata intinya adalah bagaimana menggalang suara. Baik melalui program unggulan dan penyiapan dana. Terkait masalah ini, salah seorang TS memberikan alasan, sebahagian pemilih berharap dapat uang transpor setiap mendukung seorang caleg.
Dari pembicaraan itu, terungkap bahwa pemilih kita terbagi pada dua kelompok besar. Yang pertama, dan sangat dominan adalah pemilih yang beranggapan pemilu tak punya arti dalam hidup mereka selain sebagai pesta demokrasi. Pemilih seperti ini merupakan korban dari tak keberpihakan parpol dan caleg kepada kepentingan rakyat. Mereka terkena dampak frustasi politik. Yang kedua, pemilih cerdas yang tahu betul apa fungsi pemilu terhadap perubahan dan kemajuan. Mereka tak sekedar memilih tapi tahu untung rugi dari memilih caleg. Sayangnya kelompok pemilih ini terbilang kecil.
" Kondisi real seperti inilah yang di hadapi setiap caleg. Akibat nyatanya biaya yang di tanggung caleg jadi sangat besar." Ungkap Henri Siregar Caleh PKS yang memiliki visi besar.
" Walau demikian, penyebab gradasi para pemilih ini berlatar belakang dari para legislator sebelumnya yang telah terekam oleh rakyat." lanjut caleg dari Dapil satu Kab. Asahan ini.
" Para legislator sering mempertontonkan kepura-puraan, sepertinya membela rakyat di awal. Tapi setelah memasuki proses, bisanya suara penentangan perlahan hilang. Jika ini bisa kita ubah, saya yakin para pemilih pada masa datang tak mau lagi mengganti suara dukungan dengan uang transpor." Harap Henri beberapa waktu yang lalu sebelum berangkat umroh.

Wednesday, February 19, 2014

Mati Lampu Kurangi Kualitas Tidur

(KN) Di tengah cuaca berkabut, akibat kebakaran lahan di sumatera. Cuaca panas melanda setiap malamnya, yang juga berperan untuk terjaga saat dini hari, karena kepanasan. Kondisi ini di perparah oleh padamnya listrik, yang membuat alat bantu elektronik tidak berpungsi seperti kipas angin dan AC, makin lengkaplah rendahnya mutu tidur kita!

Tuesday, February 18, 2014

Di Balik Listrik Padam

(KN) Listrik padam sebenarnya bukan hal aneh. Tapi listrik padam dengan pola tak jelas dan berlangsung secara kontinyu bertahun-tahun, sepertinya harus kita lihat motipnya. Jika alasannya sumber daya yang tak mencukupi, alasan itu 5 tahun yang lalu sudah di pakai. Nyatanya, sampai detik ini tidak ada upaya apa pun untuk ketersedian listrik di Sumatera Utara. Dahlan Iskan pernah berkomentar jika pasokan listrik di Sumut teratasi minggu kedua Nopember 2013. Setelah 3 bulan berlalu, sepertinya hanya omdo saja.
Dampak lain, dalam dunia pendidikan hal ini jelas mengarah pada penurunan kualitas dari proses pembelajaran. Guru yang di tuntut bertindak profesional, salah satunya dalam hal penggunaan IT, akibat listrik padam kembali membelajarkan siswa ke jaman "pahlawan tanpa tanda jasa." Sebaliknya siswa yang di tuntut belajar di rumah juga memberi alasan yang sama pada guru.
" Mati lampu bu."
Bagaimana bisa menghasilkan generasi berkualitas? Memang kita bisa beralibi, kalo niatnya belajar tak mesti dengan lampu listrik. Bisa pakai pelita! Itu jaman biyen?
Kita takut, pembiaran listrik padam di Sumatera emang di sengaja. Agar kita jadi bodoh semua.
Efek pembodohan ini belum termasuk gagalnya anak-anak kita mengaji akibat listril padam. Ini bisa menggerus moral yang ingin kita harapkan pada generasi mendatang.
Mudah mudahan PLN tidak sampai berniat begitu. Tapi jika kondisi ini terus berlangsung gak salah, kita bertanya ada apa di balik listrik padam?

Monday, February 17, 2014

Skor 95, Flappy Di Taklukan

(KN) Flappy Bird, game yang bikin penggemarnya ketagihan, hingga rela berjam-jam menghadapi smartphone android ternyata juga membuat pusing penciptanya, yang asal Vietnam. Dong, semula hanya ingin Flappy bird untuk mengisi waktu senggang saat menunggu. Eh ternyata  penggemar malah seperti tersedot untuk bermain dan lupa waktu.
Untuk pemain awam, flappy betul betul menggemaskan, rasanya cukup mudah tapi jari tangan kadang tak sinkron dengan otak, di situlah emosional kita terkuras. Untuk dapat skor 5 saja kita sudah bersusah payah.
Tapi tidak demikian dengan Ama, bukan nama sebenarnya. Anak kelas tiga esde ini dalam seminggu bermain flappy bisa mendapatkan skor 95, angka ini melebihi ekpektasi penggemar. Rata-rata setelah bermain selama seminggu pemain paling mendapat skor 12, atau yang cukup cepat mendapat skor 25. Sedangkan Ama sambil santai rata2 diatas 50 an. Sungguh luar biasa aspek psikomotornya.

Sunday, February 16, 2014

Risma dan Politik Panglima Talam

(KN)Kenal dengan Risma? Atau tepatnya Trismaharini walikota Surabaya? bukan Alda Risma alm. Tapi ini sosok wanita yang prestasinya bisa di sejajarkan dengan Jokowi Sang Fenomenon. Hampir semua langkah Jokowi yang di terapkannya di Jakarta, sudah di realisasikan lebih dulu oleh Risma.
Sayangnya prestasi Risma cendrung tak sepenuhnya mendapatkan dukungan partai politik di Surabaya, bahkan ia dianggap lebay terkait hilangnya pengemis dan semangka bangkinan. Kondisi ini sesuai dengan potret politik kita, tokoh yang peduli rakyat dari pada partainya, akan segera mendapatkan serangan dari dalam yang membuat tokoh menjadi galau. Sedangkan politikus ala panglima talam membusungkan dada. Tapi entah apa yg di perbuatnya untuk negeri, satu kata saja ia tak bisa menuliskan diatas kertas! Maju terus Bu Risma! Surabaya dan Indonesia membutuhkan karya terbaik mu.

Thursday, February 13, 2014

Menunggu Partai Islam Original!

(KN) Masih tersisa kenangan, ketika aktifis Badan Takmir Musola Kampus, yang tulus mengelola tempat-tempat Sholat di  setiap fakultas, memulai jihad baru dengan membangun sebuah partai Islam , tersemat juga harapan untuk Indonesia kedepan. Ini di yakini mengingat kegelisahan intelektual muda Islam yang tidak menemukan wadah aspirasi di partai bergenre nasionalisme dan partai berazas Islam yang sudah ada.
Selain itu kaum intelektual muda ini  juga merasa tidak nyaman dengan kondisi yang ada, mereka membutuhkan terobosan terobosan baru agar kemajuan negara berakselerasi dengan kesejahteraan masyarakat umum. Ketika tawaran yang paling masuk akal adalah masyarakat Madani, yang di klaim mungkin terwujud dengan melirik Islam sebagai landasan.
Saat Kesempatan itu ada,  Dimna partai atau fraksi Islam berkuasa, ternyata keberadaan kekuasaan ini tidak di ikuti dengan program dan pelaksanaan yang di jalankan secara sistematis, melainkan berlindung di power yang ada. Wal hasil kemunduran yang hadir pada masyarakat dan menimbulkam penolakan seperti, di Afganistan dan Mesir sebagai contoh kekinian.
Dalam latar yang berbeda, PKS sebagai partai Islam juga mengalami gradasi yang sama. Misi anak musola yang dulu idealis dan eksklusif kini berubah menjadi misi kebanyakan partai. Sekali lagi originalitas azas Islam kembali dipertanyakan! Di luar itu mestinya PKS seharusnya mulai menyiapkan model negara beserta tatanannya yang di landasi ke islaman tapi masih dalam bingkai NKRI. Jika frame ini bisa di tawarkam partai Islam kepada pemilik suara, yakinlah Islam bisa menjadi solusi perubahan.

Wednesday, February 12, 2014

Jangan Jual Masa Depan kita Rp.55/hari!

(KN)Setelah hampir melewati 10 tahun pemerintahan SBY, di masyarakat bergerak arus yang merasa apa yang telah di perbuat SBY tak lebih sama dengan era sebelumnya, yaitu selalu berlindung di balik pertumbuhan ekonomi.
Arus pemikiran ini, ingin sesuatu yang lebih, di mana cita-cita UUD 1945 bisa bisa di dekat dengan kenyataan yang ada. Hamdi Muluk, mencoba memberikan alternatif pemimpin masa depan dengan memunculkan nama baru. Sayangnya tokoh sekelas Fadli Zon terpaksa berkilah, demi menyelamatkan wajah partainya yang telah terlilit satu nama calon utk presiden mendatang. Ini di istilahkan Muluk sebagai oligarki partai yang mewabah di semua partai yang ada.
Kondisi memaksa rakyat harus memilih tokoh-tokoh yang di sajikan partai tanpa memiliki alternatif lain. Keterpaksaan inilah yang kelak menggiring rakyat rela menerima pembayaran Rp. 55/hari selama 1825 hari.(lima tahun) Ketimbang tidak mendapat apa-apa sama sekali. Pantaskah harga itu menurut anda sebagai pemilih? Menerima Rp.100.000 untuk lima tahun yang tak jelas manfaatnya? paradigma pemilih seperti yang harus kita ubah, agar Indonesia baru yang lebih baik. Visi dan program calon legislatif harus kita cerna, untuk tidak menjual masa depan kita seharga Rp. 55/hari!

Tuesday, February 11, 2014

Paradigma Pers Era Socmed

(KN)Di era sebelum menjamurnya social media. Kata pers sangat identik dengan media cetak, yang di dominasi surat kabar dan majalah. Dan media elektronik, dengan berita televisi.
Kedua media tersebut, menginformasikan berita yang bersifat street news, singkat dan langsung menginformasikan dari tempat kejadian dan pelakunya. Di samping berita yang lebih dalam dan penuh analisa(deep report). Kedua media ini dalam setiap pemberitaannya, sangat di pengaruhi kepentingan-kepentingan redaksi dan hal-hal lain. Celah ini sering kali menutup berita yang sebenarnya, bahkan tak jarang di pelintir untuk kepentingan pihak yang lebih kuat. Baik secara materi dan politik.
Perlawanan yang dilakukan pihak-pihak yang lemah, sering kali tidak diberi porsi yang besar atau berimbang dengan pemilik modal. Disini letak strategis peran social media, pihak-pihak yang terkucilkan oleh pers, dapat menyuarakan kegundahan dan keresahan tanpa harus melewati redaksi, sekaligus dapat di infokan kebanyak pembaca. Perubahan paradigma pers ini kemudian di garap dengan menejemen simultan, oleh sekelompok orang sehingga memberi informasi yang melawan arus, bahkan provokatif seperti akun twitter @triomacan2000. Tapi keberadaan akun ini cukup memberikan warna baru dalam menyajikan berita. Belum lagi munculnya akun akun lain yang bersifat eksklusif maupun umum.  Disinilah titik perubahan paradigma itu. Ketika kedua media yang di sebut diawal mampu beradaftasi, ia akan terus bertahan. Ketika terlambat bersinergi, ia akan tergilasa dan mati. Di kalahkan socmed yg di kelola individu-individu.
Dulu, saat menjadi kuli tinta di Medan, pernah seorang wartawan senior di DPRD Sumut berujar.
" Ada dua tipe surat kabar, yang pertama jual marah dan yang lainnya jual kecerdasan." Ia kemudian menyebutkan nama surat kabar yang ada di Sumut sebagai sampel. Mungkinkah akun socmed bergenre berita yang sekarang ada juga bertype sama? Mari kita saksikan pergumulan media ini. Walau agak terlambat, dalam rangka hari pers, tak salah kita mengucapkan selamat datang akun akun socmed yang cerdas.

Mendorong Umat Untuk Mengaji

(KN)Malam minggu yang lalu, setelah menyaksikan pertandingan sepak bola di cafe hang tua, jl. Cokroaminoto Kisaran, KN bergegas pulang setelah mendapat sms untuk bermain tenis meja di jl. Sumantri, Selawan. Saat sampai di tujuan penonton dan pemain bejubel, dengan kondisi hanya satu meja pasti ini menjadi penantian yang sangat lama untuk bermain. Untunglah ada sms masuk. Pesannya berbunyi: kok lewat aja bro! KN kemudian merekonstruksi kembali perjalanan, kemudian meluncur ke tempat yang punya sms. Tepat di joglo depan rumah yang bersangkutan, sudah duduk sekitar enam orang dewasa di tengah keremangan malam. Mereka asyik berargumen tentang sebuah miss komunikasi. Perdebatan ini sesekali ditengahi oleh empunya, rumah. Sementara KN hanya mendengar dan berusaha memahami persoalan. Ketika di minta pendapat, KN hanya memberikan masukan pada tataran koordinasi saja. Maklumlah yang punya rumah, di kenal sebagai sosok pribadi yang sukses. Taat beragama dan punya visi cerdas untuk kemajuan Asahan di masa depan. Belum lagi usianya terbilang muda untuk terjun ke dunia politik, 39 tahun.
Setelah berdebatan yang mengharu biru, di akhir yang empunya rumah menyerahkan dua buah amplop putih, dan kelima orang itu pun beranjak pergi. Baru kemudiam KN bertanya, tentang maksud pemberian kedua amplop tersebut.
Yang empunya rumah, pengusaha muda yang ramah itu langsung menjelaskan, bahwa amplop itu berisikan dana untuk honor 8 orang guru ngaji di kelurahan Sei Renggas. Selama dua tahun ia telah melakukan hal tersebut.
" Setiap satu guru ngaji tersebut, memiliki 20-30 orang anak didik. " Jelas Bang Haji, gelar yang belum setahun di sandangnya.
" Ini sekaligus bentuk dukungan saya terhadap pendidikan karakter yang sekarang di canangkan pemerintah, karena kita meyakini agama merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter yang baik." tambahnya lagi.
Selain itu juga mengharapkan, niat baik ini bisa di ijabah Sang Khalik. Sekaligus meluruskan. Saat ia nantinya berdoa di kala melakukan umroh selama 10 hari di Mekkah Almukarommah.
Sosok seperti inilah yang akan memberikan pencerahan bagi kita semua. Ia siap mendorong orang lain utk berbuat baik. Merelakan hartanya memperjuangkan kebaikan, walau belum duduk sebagai anggota dewan. Siapakah sosok itu? H. Henri Siregar, salah satu pendiri Sekolah An-Nahlu di Kampung Teladan, Kisaran Timur.
Sekitar jam 01.00 WIB dinihari, KN  pun pamit. Dan berharap kembali bertemu sekembalinya umroh Caleg PKS no. 4 Dapil Kisaran Timur dan Kisaran Barat itu.

Saturday, February 8, 2014

Kemanakah Master Plan Kisaran?

(KN)Anda termasuk orang yang lahir dan besar di Kisaran? Adakah perubahan kota Kisaran? Ups. Untuk hal perluasan kota, betul kota Kisaran melebar ke Mutiara dan Sidodadi,serta Sidomukti. Pembangunan Terminal, perumahan DPRD, makin ramainya kelurahan Sentang. Sayangnya untuk dalam kota, Kisaran nyaris jalan dan gedungnya tetap sama dengan dua puluh tahun yang lalu. Lalu dimana master plan kota Kisaran selama ini.
Masih ingat kah dengan pelebaran jalan di Kisaran di tahun 90 an? Saat itu jalan jalan protokol  akan di lebarkan. Salah satu bentuk aksinya adalah dengan memundurkan bangunan dan halaman. Pemunduran ini, secara imajinatif seperti garis merah atau titik tolak untuk melebarkan dan menata kota Kisaran. Tapi setelah puluhan tahun Realisasi garis merah ini belum sepenuh terwujud, ini terbukti hampir pada jam-jam sibuk, seperti malam minggu. Lalu lintas cukup padat.
" Untuk itu, realisasi garis merah harus kembali kita kejar dan perjuangkan . Agar Kisaran yang kita cita-citakan dapat terwujud." ungkap Henri Siregar tokoh muda Asahan.
" Coba kita lihat jalan sisingamangaraja, kelihatan sudah tidak layak dan sempit. Belum lagi sekolah yang berada di tengah kota. Ada yg pagarnya menjorok kejalan." Ungkap Henri tanpa menyebutkan nama sekolah.
" Semua itu jelas merusak tatanan keindahan kota, jadi master plan tata ruang harus ada." demikian harapan calon anggota dewan dari partai PKS periode mendatang.

Babak Pertama: Neraka Untuk Arsenal

(KN) Luar biasa, itu kata yang pas untuk penampilan Liverpool  versus Arsenal di babak pertama. Tak sampai 15 menit klub kota pelabuhan ini sudah menggebuk Meriam london dengan tiga gol. Dua dari Martin Skertel di menit awal, dan sebuah sontekan Sturigde di depan gawang beberapa menit kemudian.
Secara keseluruhan taktik Brendan Rogers di babak pertama berhasil meredam permainan Arsenal. Pergerakan pemain sayap Liverpool di kiri dan di kanan terlihat hidup, terutama penampilan Rahim Sterling yang begitu mobil. Di lini tengah Coutinho menyuplai umpan-umpan panjang yang sesuai dengan karakter Suarez dan Sturigde. Gerrad memback up dengan long pas terukur seperti terciptanya gol di menit awal. Sekaligus menjaga kedalaman. Pola kombinasi bola pendek dan long pas ini benar-benar merepotkan Martesecker dan Koscialny.
Sebaliknya serangan Arsenal selalu di tahan pada 1/4 lapangan. Kerap kali Ozil dan Giroud harus berjuang menghadapi tiga pemain Liverpool sekaligus. Begitu bola lepas langsung di lambung kedepan dan di sambut Suarez atau Sturigde. Ini di terlihat pada gol ke 4 Liverpool yg di lesakkan 0leh Sturigde.
Babak pertama benar benar jadi neraka buat Arsenal. Bagaimana strategi Wanger di babak ke dua? Dan akankah Suarez menambah pundi golnya? Mari kita saksikan!

Monday, February 3, 2014

Kembali KeKisaran: Penumpang Padat!

(KN) Sejak 03.00 wib rombongan MAN Kisaran sudah mandi dan bergantian menggunakan kamar mandi wisma Fazira. Sampai pukul 06.00 wib baru selesai. Tepat pukul 07.00 rombongan sudah sampai di Balongan dengan laju kendaraan ekspres. Beberapa rombongan masih sempat belanja di toko-toko sekitar pelabuhan. Gak sampai 10 menit, Alfi, gaet lokal sudah berteriak-teriak mengingatkan jika kapal penyeberangan sudah siap berangkat. Ia menyuruh setiap anggota untuk ke gerbang dermaga agar mudah membagikan tiket. Beberapa kali ia harus bolak-balik mengingatkan ditengah kepadatan penumpang kapal yang akan menyeberang ke Banda Aceh.
Begitu masuk kekapal rombongan MAN Kisaran terpecah menjadi beberapa kelompok, ada di lantai dua dan sebahagian besar di dek lantai atas. Ini menyebabkan Ketua rombongan, Taufik kerepotan membagikan potongan tiket. Untuk mendapatkan jalan-dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain.
Syukurnya cuaca pagi ini begitu cerah. Matahari nampak perkasa memberikan sinarnya yang memantul kepermukaan air laut yg memiliki salinitas cukup tinggi untuk ukuran laut pantai timur sumatera. Pemandangan gunung yang menghijau mengiring lenggak-lenggok kapal menuju Ulhe-lhe, Banda Aceh. Ari vaderci Sabang, adios amigo!

Refleksi Dari Sabang!

(KN) Menurut bapak M.Rambe, keindahan pantai Iboh di pulau Weh, pemko Sabang. Masih bisa di sejajarkan dengan pantai-pantai yang ada di Sibolga dan pulau-pulau sekitarnya. Yang berbeda hanyalah akses masuk yang lebih banyak dan murah.
" Misalnya untuk kapal penyeberangan ke pulau tarifnya sama dengan Uleelhe ke Balongan. Objek-objek wisata pulau di Sumatera utara pasti bisa bersaing, seperti pulau berhala, di Batubara. Ungkap beliau saat menginjakkan kaki pertama kali di Pantai Iboh, yang segaris dengan pantai Timur sumatera. Jadi jangan berharap melihat sunset dari sini menjelang senja

Saturday, February 1, 2014

Menuju Sabang(9): Catatan Yang Tertinggal

(KN)Semua ada ceritanya. Itu sebutan yang pantas untuk sebuah perjalan. Ada suka, ada juga cerita yang tak pantas di buka. Begitulah manusia kawan. Kadang sebuah komitmen penting buat seseorang. Tak penting buat manusia lain.
Begitulah, pertemuan dengan kawan sekolah, siswa dan wisatawan asing membentuk cerita sendiri, perpisahan dengan kawan sejalan juga membentuk hikayat lain. Walau tak semua cerita lewat di pentas yang sama. Atau berakhir dengan maksud sesuai keinginan. Kita tetap merangkai mozaik untuk sebuah bingkai sejarah! Pulau weh, kota Sabang dan B. Aceh sebuah rangkaian yang masih perlu di nikmati dengan hati yang lebih damai.

Menuju Sabang(8): Weh Cantiknya!

(KN) Sekitar jam satu siang kapal roro yang mengangkut penumpang dari ulhelhe merapat di Balongan pulau Weh. Satu jam lamanya menunggu angkutan yang di cater datang di terminal tunggu. Kesempatan ini di manfaatkan dengan makan siang model ambil sendiri ala Sabang.
Setelang mobil carter datang, perjalanan di lanjutkan menuju kilometer nol Indonesia. Sepanjang perjalanan melewati pantai di kanan dan hutan di sebelah kiri. Menurut Alfi, pulau weh memiliki 13 pantai satu gunung, satu gunung api dan satu air terjun. ia juga menjelaskan tentang empat pulau yang mengapit pulau Weh, salah satunya pulau Rondo, yang terlihat dari rondo view di kilometer nol.
Ia juga menjelaskan bila penduduk Sabang lebih kurang 35.000 dan dua kecamatan: suka jaya dan suka karya.

Menuju Sabang(7): Last Episode!

(KN) Sungguh, tak cukup rasanya kata- kata untuk mengungkapkan ke indahan pulau Weh. Kota yang teratur lokasi wisata yang banyak, dan sumber daya alam yang melimpah, sesungguhnya belum di eksplorasi semaksimal mungkin. Salah satu yang belum di garap maksimal, adalah pengelolaan lokasi wisata. Hampir di semua lokasi fasilitas yang bersifat umum dan penting hanya di kelola seadanya. Misal fasilitas Mandi-cuci -kakus(MCK).
Untuk "peak season" sepertinya Kota Sinabung seperti gagap untuk memberikan tempat penginapan. Banyak pengunjung yang harus tidur di mobil atau wisma seadanya.
Belum lagi akses jalan yang terbilang sangat sempit , untuk dua mobil berpapasan saja sudah menciutkan nyali.
Dan menariknya, kota Sabang juga tak luput dari fenomena mati listrik PLN. Inilah hebatnya Indonesia, ada benang merah antara Sabang-Meuroke.Walau tak lama.