Sunday, July 27, 2014

Sholat Id 1435 H di Kompleks Muhamadiyah Kisaran

(KN) Lebaran tahun ini, tidak ada perbedaan penetapan 1 syawal 1435 H. Untuk warga Muhammadiyah dan simpatisannya di sekitar kota Kisaran Timur, kabupaten Asahan di laksanakan di lapangan kompleks perguruan Muhammadiyah Kisaran. Sebagai khatib bpk Sutrisno, yang juga ketua PD Asahan. Sholat Id kali ini dihadiri lebih 1500 orang jemah, yang memenuhi lapangan.

Friday, July 25, 2014

Prabowo, tempat dan waktu yang salah!

(KN)Sebelum pilpres 2014 kemarin, kebanyakan orang Indonesia yg berusia 30 thn keatas sudah pernah mendengar nama Prabowo, mulai kasus naik pangkat super cepat, pembebasan sandera sampai tim kopasus yg mencapai mount evrest. Lalu kenapa bisa ditekuk oleh Jokowi yg baru muncul 5 tahun terakhir?
Menilik dari pola kampanye yang di lakukan timses Prabowo, beliau sebenarnya terbuai dengan kejayaan masa lalu, sehingga alpa menyadari tempat dan ruang yang jadi setting masa kini. Masa kini, kebebasan informasi dan media sosial yang menjamur, sulit utk di kendalikan. Bahkan ungkapan menguasai media=menguasai dunia, tercabik cabik oleh kehebatan media sosial. Sehingga sering kali informasi yang kita keluarkan bisa jadi bumerang buat diri sendiri.
Ketika KN bertanya kepada seorang pendukung Jokowi, yang jadi pemain tunggal di lingkunggan tempat kerjanya(yg lain dukung Prabowo), ia menyakini Prabowo akan menang jika pola pikir masyarakat masih seperti dulu, jadi ia pilih Jokowi agar nanti Prabowo tahu ada yang tidak mendukung dia!
Yang paling penting, pendukung salam dua jari itu mengatakan, pola kampanye timses Prabowo mirip dengan cara-cara orba, serta pencitraan diri Prabowo seolah-olah mirip Soekarno jelas menghilangkan jati dirinya sendiri. Kampanye yang menyerang Jokowi, sebagai Non Islam, pemberontak, Antek asing, boneka mega sampai pada komunisme, menunjukkan kubu Prabowo kehilangan 'sense kekinian', dimana semua itu akhirnya menyerang ke Prabowo kembali, kecuali orang yang gaptek teknologi. Di tingkat akar rumput itu cukup tertanam di beberapa daerah. Dari hasil rekap suara KPU ternyata pola pikir masyarakat sudah lebih 'open minded', perbedaan 6% selisih suara menunjukkan rakyat sudah tidak terbuai dengan kejayaan masa lalu. Bahkan ada yang berujar, untuk apa kita pilih Soekarno imitasi jika kita sudah pernah di pimpin yang asli?

Menjelang Lebaran, Parkir Menjamur Di Kisaran

(KN) Pada H-7 lebaran idul fitri tahun ini, kota Kisaran khususnya jalan Imam Bonjol dan Dipanegoro di sesaki sepeda motor, tepat di depan toko-toko yang di serbu pengunjung. Mulai dari toko busana sampai toko roti. lebih tepatnya toko yang menyediakan perlengkapan lebaran. Sepeda motor ini parkir di halaman toko sampai badan jalan seperti terlihat di toko M.
Yang menjadi keheranan pengunjung, khususnya warga Kisaran, juru parkir ini terkesan punya menejemen sendiri, setiap kali pengunjung memarkirkan kendaraan, langsung di beri kartu. Yang harus di tebus Rp.2000, begitu di kendarai kembali. Bisa di bayangkan jika ada lima toko saja yang di kunjungi, warga harus merogoh kocek Rp. 10.000. Pertanyaan warga adalah ; benarkah retribusi parkir di Kisaran Rp. 2000? pertanyaan berikutnya, Kemana dana hasil parkir ini? Atau pemerintah Pemkab Asahan tak memantau fenomena ini? Mudah-mudahan aji mumpung tukang parkir ini tidak memberatkan warga. Jika ini menjadi siklus tahunan, rasanya ada yang salah dengan penataan kota di Kisaran.