Friday, January 31, 2014

Menuju Sabang(6): Antri Di Ulhelhe

(KN) Seperti sudah di duga sebelumnya, suasana pekabuhan Ulhelhe padat di penuhi penumpang yang hendak menyeberang ke Sabang. Untungnya terkait urusan tiket sudah di urus oleh keluarga Ibu Rosati Kaban jadi tak harus antri seperti penumpang lain. Kabarnya kapal penyeberangan baru angkat berangkat jam 11.00 wib(01/02). Selama menunggu waktu berangkat, di isi dengan bercanda dan foto-foto.Termasuk melaporkan tulisan ini dihadapan pembaca.
Selama di Banda Aceh kurang lebih10 jam, penulis bertemu dengan dua orang Kisaran yang kebetulan bertugas di B.Aceh, yang pertama Serka CPM Edi GR penyidik di kesatuan polisi militer dan Syafri M Harahap, pegawai di inspektorat bea dan cukai. Keduanya sebelumnya bertugas di Jakarta. Acara ngobrol bersama keluarga mereka berdua di fasilitasi oleh cafe tower tempat nongkrong kawula muda Banda Aceh. Sambil menikmati makanan dan suasana malam.

Menuju Sabang(5): Jumatan di Baiturahhman

(KN) Tepat jam 12.00 wib rombongan MAN Kisaran sampai di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh(31/01), sesaat sebelum sholat jumat di mulai. Karena waktu yang mepet beberapa anggota rombongan tidak sempat mandi dan langsung wudhu bersiap untuk sholat. Selesai sholat penulis mengamati renovasi di bagian dalam. Hampir seluruh lubang angin di beri teralis di bagian luar dan kaca di bagian dalam. Beberapa ac tegak di sandarkan pada dinding bagian belakang. Kemudian lcd monitor bergantungan di tiap tiang, tapi belum di fungsikan.
Sebenarnya renovasi ini cukup mengundang tanda tanya? salah satunya adalah penutupan lubang udara(ventilasi). Seperti kita semua faham, daya tahan mesjid raya ini saat musibah tsunami selain dari rahmat Allah SWT juga karena bentuk bangunan art deco yang banyak melewatkan udara. Pada saat tsunami, ruang udara inilah yang melewatkan air hingga tidak menumpuk pada satu titik. Akibatnya kekuatan air akan memecah dan menjadi lebih kecil. Sesuai dengan hukum Pascal dan Boyle. Jika sekarang ruang udara tersebut di tutup, mampukah mesjid raya menahan gempuran air jika tsunami berulang?
Lupakan tentang renovasi mesjid, ada cerita lain dibalik keterlambatan kami sampai di mesjid raya yang seharus pukul 11.00 wib. Saat berada di jalan mendaki Seulawah, bus pertama mengalami jim panas sehingga terpaksa berhenti lebih kurang setengah jam. Lalu rombongan bus dua menunggu sambil menikmati pemandangan pegunungan dan air kelapa muda. Setelah itu baru lanjut lagi. Pada sholat jumat juga ada kejutan lain ketika bertemu dengan siswa tamatan 2012 dari SMA Muhammadiyah 8 Kisaran, salah satu sekolah dari tempat asal rombongan. Ini seperti ketemu saudara di perantauan.

Thursday, January 30, 2014

Menuju Sabang(4): Subuh Di Meunasah Baro

(KN) Sebelum subuh, bus satu kembali melewati bus dua. Sehingga saat sholat subuh tiba bus dua tidak bersamaan dengan bus pertama. Rombongan bus dua, sholat di sebuah meunasah di Baro. Saat waktu subuh tiba, jemaah hanya satu orang ,dengan adanya rombongan bus dua, jemaah subuh di meunasah jadi ramai. Ini kali pertama sholat di meunasah sekaligus  mendengarkan lantunan ayat suci alquran khas Aceh Utara.  Sang imam berbincang ramah dengan rombongan seusai sholat, dengan menanyakan tujuan rombongan. Di kesempatan lain rombongan sempat berkeliling mengamati bangunan fisik meunasah yang sedang di renovasi. tepat jam 06.05 wib, rombongan bus dua kembali melanjutkan perjalanan.

Menuju Sabang(3): Ngopi Di Panton Labu

(KN)Perjalanan berlanjut, lepas jam 21.30 meninggalkan Binjai. Kondisi lalu lintas mulai sunyi, tanpa aral melintang bus rombongan melaju menuju Stabat-P.Brandan, di sebuah SPBU rombongan berhenti tepat jam 23.33 wib. Di sepanjang jln terdapat pranca bambu yang mengundang pertanyaan. Untuk baliho sangat besar, untuk mengecat tdk ada yang akan di cat?
Pertanyaan itu tak terjawab, sampai Panton Labu.
Sebelum Panton ada kejadian lucu antara bus pertama dan bus kedua. Semenjak lewat P.Brandan bus satu jauh meninggalkan rombongan bus dua. Namun ketika istirahat di sebuah SPBu , ternyata bus pertama tiba belakangan. Usut punya usut ternyata bus pertama nyasar masuk terminal di Langsa.
Menuju Panton labu, bus pertama tidak lagi berjauhan dengan bus kedua. Di kota ini suasana dini hari cukup ramai, menunjukkan situasi keamanan yang kondusif . Istirahat dan ngopi di kedai kopi Kenangan jl. B. Hamzah P.labu berakhir jam 04.00 wib. Perjalanan di lanjutkan. Tunggu kami di Banda, teriak rombongan dalam hati.

Menuju Sabang(2): Keluar Dari Kemacetan!

(KN)Perjalanan Kisaran - Medan di warnai kemacetan sepanjang perjalanan. Maklumlah , jumat bersamaan dengan cuti bersama di sambung dengan sabtu-minggu. Yang sangat menarik adalah razia berantai di setiap kabupaten, mulai dari Asahan, Batubara, Sergei dan T.Tinggi. Seakan aparat kepolisian kita tak peduli psikologi supir! Seandainya ada mobil menuju Medan hari ini, ia harus melewati 4 kali razia! jika ia memiliki surat2 lengkap pasti akan gusar. untuk yg tak memilki kelengkapan akan jadi kesal. Tapi razia ini menunjukkan koordinasi yang aneh antar setiap daerah. Apalagi jika niatnya bukan untuk penertiban tapi niat yang berbeda.
Perjalanan menuju B. Aceh baru lancar setelah melewati Mesjid Agung Binjai tepat jam 21.30. Demikian laporan dari perjalanan.

Wednesday, January 29, 2014

Menuju Ke Sabang(1)

(KN)Rombongan keluarga besar MAN Kisaran bersiap-siap menuju B. Aceh dan Sabang(30/01) dengan menggunakan dua bus berkapasitas total 60 orang. Rencananya, rombongan ini akan berwisata di sekitar Banda Aceh sambil menyaksikan  sisa kedasyatan tsunami 2005 yang lalu untuk di jadikan iktibar dan pembelajaran. Kemudian di lanjutkan menyeberang ke Sabang sekaligus menikmati pantai dan ke indahan. Traveling ini di rencanakan selama 3 hr empat malam. Ok, mudah-mudahan perjalanan menuju Sabang jauh dari hambatan dan rintangan. Trip pertama Kisaran-Medan.

Partai Tak Negarawan!

(KN)Di tengah ribut masalah JR Pilpres dan dana saksi parpol,ternyata kita tak mendengar komentar yang menenangkan untuk rakyat dari partai politik peserta pemilu. Suara kontra atas dana saksi parpol bernilai 54 M lebih, baru terdengar dari PDI-P dan Nasdem, itu pun belum dapat dikonfirmasi secara resmi, yang keluar dari mulut juru bicara partai. Sementara partai lainnya masih diam dan menunggu arah angin atas dana tersebut.
Fenomena ini jelas mengindikasi parpol yang ada sekarang ini hanya berorientasi pada kekuasaan semata. Mereka tidak mampu bersikap layaknya negarawan, bersikap untuk kepentingan negara yang lebih luas dan mengurangi keinginan untuk mendahulukan partai. Hal ini terkait dengan bencana yang sekarang mengepung kita. Jakarta banjir belum usai, Sinabung belum menunjukkan berhenti batuk. Manado masih membutuhkan dana untuk rehabilitasi, Jombang di terjang tanah longsor. Dimana para Negarawan kita? Adakah partai yang bisa melahirkan negarawan? rakyat masih menunggu kemungkinan itu.

Tuesday, January 28, 2014

Dana Saksi Parpol Sebaiknya Untuk Korban Bencana!

(KN)Tiga hari belakangan ini, media cetak dan elektronik banyak memberitakan Judicial Review(JR)  UU Pilpres oleh Pakar komunikasi Effendi Ghozali yang telah di putus oleh Mahkamah Konsitusi(MK). Entah apa pertimbangan MK, Pemilu serentak yang di harapkan Effendi di terima, tapi dilaksanakan pada Pemilu tahun 2019. Keputusan ini tentu menghentak logika hukum tata negara kita. Sampai-sampai pakar hukum di negeri ini memberi sinyal bahaya, mengenai legitimasi presiden terpilih di 2014 nanti.
Hinggar binggar JR ini ternyata membuka tabir lain tentang pemilu 2014. Yaitu, dana saksi partai pada pemilu legislatif(pileg) kali ini di tanggulangi oleh pemerintah. Gak tanggung-tanggung nilainya mendekati 700 M, jika di bagi ke partai pemilu saat ini,setiap parpol akan menerima 54 M lebih. Di tengah bencana yang sedang melanda Indonesia , mulai meletusnya gunung Sinabung, Gempa di Kebumen sampai bencana tahunann seperti banjir di Jakarta, Manado dan berbagai tempat lain. Kenyataan ini seperti menggarami luka. Jelas sedikit pun kita tidak merasakan empati atas duka yang di derita rakyat banyak.
Akun twitter @triomacan2000 bahkan mensinyalir jika pemberian dana saksi parpol untuk pemilu ini lebih mirip dengan  uang ucapan terima kasih atas dukungan kepada pemerintahan. Menjelang berakhirnya priode pemerintahan SBY yang kedua. Ini tak lepas dari kinerja dewan selama ini, yang cenderung mengamini semua keputusan yang telah di tetapkan. Sampai-sampai rakyat kerap menerima suguhan opera sabun, dimana anggota dewan sering bertengkar atas sebuah kebijakan yang menomor dua kan rakyat di awal. Setelah di putuskan mereka diam seribu bahasa.


Tanggapan senada juga datang dari H. Hendrik Siregar, tokoh muda Asahan yang peduli terhadap kesejahteraan rakyat banyak ini mengatakan; pada saat sekarang ini, dengan kondisi APBN yang megap-megap akibat keterpurukan ekonomi global, jelas pemberian dana saksi untuk saksi parpol akan membebani keuangan negara.
“ Pemerintah berusaha mengurangi subsidi listrik, BBM, gas yang di peruntukkan bagi rakyat. Agar APBN tidak tergerus dan bisa menyebabkan kebangkrutan negara ini. Tapi di sisi lain pemerintah menguras APBN, untuk hal yang dalam hajatan pemilu tidak berdampak signifikan. Karena keikut sertaan rakyat dalam pemilu jauh lebih penting di bandingkan saksi.” Jelas Caleg DPRD Asahan dari Partai Keadilan Sejahtera ini.”
“ Seharusnya pemerintah mendorong rakyat untuk berpartisipasi mengikuti pemilu untuk mengikis gunung besar golput. Seandainya saja dana tersebut di gunakan untuk ongkos transpor setiap pemilih, adakah rakyat pemilih yang golput? Ini bisa mempersempit “money politic”. Dan menjadikan rakyat lebih cerdas dalam memilih.” Ungkap Hendrik saat di jumpai di teras depan rumahnya(29/01), di Selawan Kisaran Timur, yang juga menjadi Dapil tempat ia bertarung memperebutkan kursi dewan.
“ Lebih berguna lagi jika dana tersebut di manfaatkan untuk meringankan korban bencana yang melanda Indonesia, mulai dari korban letusan gunung Sinabung, banjir bandang di Manado, banjir di Jakarta atau korban gempa di jawa tengah. Itu jelas memiliki dampaknya nyata buat rakyat.” Jelasnya lagi mengingatkan.
Mudah-mudahan apa yang di sampaikan tokoh muda Asahan ini bisa menginspirasi pemerintah untuk lebih fokus mensejahterakan rakyat dari pada menggelontorkan dana yang sifatnya sangat situasional dan tak berdampak buat rakyat. Untuk urusan pemilu, kita harus tetap berpatokan bahwa itu “pesta rakyat”. Jadi sudah sepantasnya yang pertama kita dorong adalah keikut sertaan rakyat! Bukan saksi.

Monday, January 27, 2014

Gas 3 kg "Di Kadali" di Kota Kisaran

Setelah ribut tentang kenaikan LPG(liquid petroleum gas), dimana pertamina dan pemerintah saling lempar tanggung jawab. Masyarakat Kisaran kini menemukan  fenomena LPG baru. Yaitu tekan volume gas yang nyaris seper empat dari yang biasa di peroleh untuk LPG ukuran 3 kilo. Pengalaman ini di alami oleh warga Mutiara, berinisial W, yang sangat terkejut dengan jarum penunjuk regulator yang tidak menunjuk pada wilayah hijau seperti biasanya.
" Hanya sedikit saja bergerak dari indikator hijau." jelas ibu rumah tangga tersebut. Menurut ibu tersebut biasanya jarum penunjuk tekanan gas itu mendekati pertengahan wilayah hijau. Saat di tanya KN(26/01) tentang ciri lain dari tekan tabung gas yang sedikit ini. Ia menambahkan, segel yang berada di mulut tabung mudah lepas, nyaris tanpa perekat sama sekali. Ini jelas isi tabung gas sudah 'di kadali'. Pertanyaannya sekarang siapakah yang mengakali? distributor, pangkalan atau depo pengisian gas pertamina?
Bila hal ini dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab di tingkat distributor atau pengecer, maka fungsi pengawasan yang di lakukan Pertamina di wilayah Kisaran perlu di pertanyakan. Hal ini di mungkinkan karena monopoli LPG di pegang oleh Pertamina.

Saturday, January 25, 2014

Pilih Politikus Mapan!

Ada indikasi, caleg-caleg yang mempromosikan diri sebahagian besar bertujuan untuk mendapatkan "pekerjaan" sebagai anggota dewan. Sinyalemen ini tergambar dari fasiltas yg di dapat, semisal gaji pensiun, layaknya PNS. Bedanya pns memiliki pendapatan perbulan jauh lebih kecil dari anggota dewan. Di sisi lain, indikasi negatif itu terbentuk dari peranan dewan sendiri, yang lebih banyak memperjuangkan kepentingan diri, pengusaha kaya, parpol ,dari mementingkan rakyat yang mendukungnya.
Gambar ini makin nyata setelah mendapati saksi parpol pada pileg mendatang honornya di bayar negara? Masih percayakah kita dengan anggota dewan seperti ini?
Ada perbincangan menarik setelah sholat jumat(24/01) yang lalu. Seorang caleg dari salah satu parpol mengatakan, selama anggota dewan masih memikirkan dapur dan besin mobil yang di gunakan, akan sulit untuk memfokuskan pikirannya membela kepentingan rakyat atau memperjuangkan kesejahteraannya. Kita harus bisa memilih dan menilai setiap caleg agar tidak menanggung "keputus asaan" selama 5 tahun mendatang. Buat pak haji, demikian orang menyapa. Politikus yang fokus mensejahterakan rakyat sebuah harga mati!
Visi yang di sampaikan caleg dari PKS, H. Hendrik Siregar ini walau bukan slogan baru cukup menarik untuk di buktikan. Kita berharap dengan ke mapanan ekonomi, kredibilitas pribadi yang cukup di percaya. Sosok politikus 38 tahunan ini sepertinya layak untuk di cermati karir politiknya!

dr. Novaily buka Praktek di Kisaran

Di iringi alunan organ tunggal dan tamu yang tak henti bercanda, dr. Novaily Zuliartha, M.Ked, meresmikan praktek spesialis anak di jl. Diponegoro No. 193 C Kisaran (25/01) yang di kelola sendiri. Di dampingi suami Ahmad Satibi Smg, mereka menyambut tamu yang datang dengan hangat. dan minta doa restu agar sukses dan berjalan lancar. Terutama keluarga,teman sejawat dan alumni SMAN 2 Kisaran 1994, mengingat sang suami bersekolah di tempat yang sama. Sampai berakhirnya acara pembukaan praktek, dr. Nova dan suami tetap bersama tamu bercerita dan bercanda, mengisi detik demi detik  suasana resepsi yang sederhana dan hikmad.
Bagi warga Kisaran keberadaan praktek dokter spesialis anak ini tentu saja menjadi berkah, dan memperkaya perbendaharaan praktek dokter. Sehingga masyarakat Bisa memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan maksimal sesuai dengan harapan.