(KN) Masih ingat dengan 14 tokoh Mutiara Bangsa
berhasanah 2014 yang di tayangkan Metro Tv
pada hari minggu 9 Nopember 2014 yang lalu sekitar 22.00-22.30 dan di
pandu oleh Rhenald Kasali dan Imam Prasojo? jika anda masih ingat dengan
tokoh-tokohnya , maka salah seorang peraih penghargaan itu adalah putra
Kisaran, yang riwayatpendidikannya juga di Kisaran. Siapa dia ?
Untuk alumni SMAN 2 Kisaran, yang mengenyam
pendidikan di sekitar tahun 1991-1994 pasti ingat dengan nama ini, Risdani
Yasir! Ya, dialah sosok yang pada saat itu aktiv berkecimpung dengan OSIS,
Paskibra, PKS( patroli keamanan sekolah) dan satu yang tak bisa di lupakan
Pasukan sandal Jepit(PSJ), walau penulis kala itu aktip di Rekispala yang di
gawangi Arnold Wak jengger( nama aslinya lupa).
Sekarang, Risdani di kenal sebagai salah seorang guru di MAN Kisaran dan
konsultan pertamanan Di Beberapa sekolah Negeri, di Sekitar Kisaran.
Lalu bagaimana ceritanya, sosok ini bisa meraih
Mutiara Bangsa Berhasanah(MBB) 2014? Untuk mengorek hal tersebut, KN membuat
janji untuk bertemu sekaligus wawancara singkat, agar masyarakat Kisaran
khususnya dan Sumatera pada umumnya mengetahui aktivitasnya sehari-hari.
Pukul 10.30 Wib, minggu
pagi(16/10) KN meluncur ke kelurahan Bunut, Kisaran barat. Setelah lima belas
menit KN tiba di rumah saudara Risdani dan disambut langsung oleh tuan rumah. Maklumlah sebelumnya,KN pernah
berkunjung dua kali tapi untuk urusan yang sifatnya pribadi. Walau begitu,
tetap KN nyasar dan harus bertanya, soalnya suasana dan kondisi sudah berubah, rumah lebih rapat(gejala penduduk semakin
padat).
Berdasarkan penuturan beliau,
informasi tentang Mutiara bangsa Berhasanah(MBB) 2014 sama sekali tidak ia
ketahui. Namun Ia menyakini, info yang
di dapat oleh panita MBB tentang dirinya, berasal dari kontribusi dari sebuah televisi swasta yang sempat mewawancarai beliau saat meliput MAN Kisaran, yang
berhasil meraih Adiwiyata Mandiri tingkat nasional, yang berkaitan dengan
penataan lingkungan di sekolah. Namun keberhasilan Dani, panggilan akrab
beliau, bukan pada penataan lingkungan melainkan dalam bidang UKM, terutama
pengolahan limbah kertas koran menajadi produk kreatif.
Setelah mengikuti seleksi di
Auditorium USU pada tanggal 21 Oktober 2014, beliau terpilih untuk tingkat
nasional mewakili Sumatera Utara.
“Alhamdulillah, di Jakarta saya
terpilih menjadi ketua para finalis.” Jelas beliau kepada KN. I a juga
menerangkan semua finalis di beri dana pengembangan usaha senilai 12
milyar. Tapi untuk apa dan harus bagaimana
memanfaatkan dana itu belum terpikir sama sekali. Ia masih berusaha
mengembangkan kerajinan kertas koran ini kepada ibu-ibu PKK di setiap kecamatan
dan bekerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup Asahan. Tokoh yang memiliki
motto; selama bermanfaat untuk orang lain kenapa tidak? Juga membuka kepada
setiap elemen masyarakat untuk belajar dan mengembangkan kerajinan kreatif dari
kertas koran dengan menghubungi Badan
Lingkungan Hidup Asahan.
No comments:
Post a Comment