Tuesday, November 26, 2013

Lembaga Pendidikan dan kepedulian

Selasa pagi(26/11), kota Kisaran di guyur hujan sejak subuh. Tapi semangat anak-anak untuk berangkat sekolah cukup tinggi. Sehingga guyuran hujan di terobos dengan mantel seadanya. Tak di sangka mulai dari SMPN 1 Kisaran, kerumunan pengendara sepeda motor, baik itu siswa maupun pengantar sudah cukup rapat. Masing-masing ingin cepat sampai ke sekolah dan berteduh dari hujan. Sayangnya niat ini di hambat macet . Salah satunya bekas galiam PDAM. Begitu keluar dari kemacetan dan sampai di gerbang sekolah, ternyata perjalanan yg penuh dengan cobaan tadi bertambah. Dalam kondisi yang tak normal, ternyata lembaga pendidikan tak punya rasa peduli. Di tengah gerimis anak di giring untuk berjalan kekelas. Apa sebab? Gerbang sekolah hanya di buka untuk pejalan kaki. Dari sini jelas tergambar betapa naifnya pendidikan kita. Pengelola yang merupakan "owner" lembaga. Tak sedikit pun peduli dengan keadaan yang terjadi. Lalu apakah tujuan kita menyekolahkan anak? Untuk tujuan seperti inikah? Kalau begitu kita bersiap untuk menerima generasi kedepan bertipikal egocentris. Persis lembaga yang mendidiknya!

Friday, November 22, 2013

Kembali Galian PDAM Perelok Kisaran

Ala bisa karena biasa. Itu pepatah yang tepat untuk revitalisasi pipa PDAM Tirta Piasa . Mulai dari tengah kota Kisaran sampai Jl. Madong Lubis.  Pinggir jalan di gali. galian tanah di letakkan ke badan jalan, seperti di Madong lubis dekat pagar SD empat dan SD sepuluh Selawan. Pagi hari(23/11) , aktivitas berangkat ke sekolah sangat terganggu, di tambah tanah galian yg jemek di guyur hujan.
Kondisi ini seperti terulang terus. terutama dalam menutup galian yang sembarangan. Kapankah  pemkab Asahan tegas dengan "peng tak elokan" fasilitas umum ini?

Tuesday, November 19, 2013

Siswa Sekarang

Tahukah anda, perbedaan siswa jaman sekarang dan jam an dahulu? Kalau and a tidal tahu simak info berikut.
1. Siswa jaman dulu , susah bila tidal berhasil. Yang sekarang ekspresinya " emang gue pikirin".
2. Siswa jaman dahulu tahu diri, kalau tdk bisa ya tdk Lulu's. Siswa sekarang  byk tdk tahu diri. Gak bisa tetap mo lulus.
3. Siswa dulu mo ujian "tegang". Siswa sekarang senang, karena sdh tahu Lulu's ujian.
4. Siswa dulu gak pake seragam, siswa sekarang pada pake "seragam".
Demikian info.

Saturday, November 9, 2013

Kecelakaan Bus di Batubara

http://news.detik.com/read/2013/11/10/114348/2408524/10/bus-vs-truk-di-batubara-sumut-7-orang-tewas

Sunday, November 3, 2013

GALIAN PIPA AIR DI TUTUP SEADANYA!

Entah apa yang yang di pikirkan pihak PDAM, mereka memikirkan kelangsungan usahanya semata. Sementara kepentingan masyarakat, khususnya kota Kisaran di abaikan bahkan cenderung di lecehkan.
 Mari kita runut, beberapa waktu yang lalu pihak PDAM Tirta Piasa menggali tanah sepanjang jalan SM. Raja di dekat simpang lampu merah menuju arah Mutiara. Setelah menanam pipa besar, ternyata galian di tutup seadanya. Dibiarkan tanah menumpuk di sana-sini, lalu alam di biarkan meratakan dalam jangka waktu yang lama. Sungguh, enaknya sebuah aktivitas perusahaan.


Dua hari yang lalu, dekat rumah sakit Setio Husodo juga mendapat giliran penggalian. Kejadian yang sama terulang kembali. Galian di tutup seadanya, kemudian meleleh di hantam hujan hari minggu dan senin. Sekali lagi pengguna jalan, terpaksa ekstra hati-hati, melewati jalan beraspal tapi seperti jalan belum beraspal sama sekali. Pengguna mengkhawatirkan cipratan air lumpur yang mengalir dari tanah penutup galian yang tak di lakukan dengan benar.

Kita berharap pada Pemkab. Asahan untuk tidak membiarkan kebiasaan “jelek” ini terus berlangsung. Semua kegiatan yang melibatkan aktivitas perusahaan dan berbenturan dengan kepentingan masyarakat, harus memiliki petunjuk pelaksanaan yang jelas(juklak). Setidak-tidaknya ada Perda yang mengatur tentang hal tersebut. Agar pihak-pihak yang memanfaatkan fasilitas publik untuk kepentingan perusahaan atau privat dapat mendapatkan “sanksi” yang jelas dari pemerintah. Misalnya membayar kompensasi untuk mengembalikan fungsi tepi jalan seperti sedia kala.(KN1) 

Ir. Mursal : Citra Dewan Harus Kita Ubah!

Bagaiamana pendapat masyarakat tentang keberadaan anggaota dewan? Jika pertanyaan itu kita lontarkan di tengah khalayak ramai, jawaban pasti beragam. Ada yang kecewa, ada yang merasa mereka tak ada gunanya. Yang inntelek dikit bilang kalau mereka penting untuk memenuhi tuntutan sebuah sistem negara demokrasi. Karena negara demokrasi tanpa dewan itu sama saja dengan negara diktator! Ya, itu sama persis saat republik ini pertama kali mengumandangkan proklamasi. Saking takutnya Ir. Sukarno di cap sebagai presiden “ fasis” alias anti demokrasi, buru-buru ia bentuk KNIP dan menjadikan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri. Komite Nasional Indonesia Pusat, fungsinya kira-kira sama dengan DPR sekarang.
Manfaatnya buat rakyat? Sebahagian besar yakin, kalau itu semua “nihil”. Biasanya Caleg meminta dukungan suara saat pemilu saja, setelah duduk biasanya meraka “lupa” dengan segala janji dan mimpi yang ia tawarkan kepada rakyat. Ia sibuk dengan kepentingan pribadinya dan kepentingan kelompok atau partainya semata( vested intres group). Rakyat, itu nomor kesekian!
“ Itulah yang akan kita rubah, Dewan harus menjadi rumah rakyat. Anggota dewan harus bisa menjadi jembatan untuk menyampaikan amanat dari rakyat. Dan jangan lagi berani mempermainkan janji manis kepada rakyat, tanpa niat secuil pun untuk mewujudkannya.” Jelas Ir. Mursal, sosok yang berani melontarkan niat untuk mengubah citra dewan yang negatip di masyarakat.

“ Karena masyarakat saat ini sudah cukup pintar. Jika dalam jangka panjang rakyat tidak mendapatkan manfaat dari anggota dewan. Maka mereka akan minta manfaat dalam waktu yang relatip singkat. Jadi preseden ini harus kita ubah, semua caleg harus turun dan menyerap aspirasi rakyat. Mereka harus punya manfaat untuk lima tahun kedepan. Ini penting sebagai kontrak politik. Bila tidak masyarakat akan semakin apatis dengan keberadaan anggota dewan. Jalan ke jurang ini, sudah terlihat dengan banyaknya angka golput dalam setiap pemilihan umum.” Jelas Mursal, yang juga menjadi caleg PAN nomor urut 3, untuk DPRD Asahan, saat bincang-bincang dengan segenap anggota Perkumpulan Tenis Meja Damai(3/10)

Ir. Mursal berharap, apa yang ia sampaikan dapat terus di ingatnya. Jika ia lupa atau tidak ingat. Ia meminta segenap teman-teman di PTM Damai mau mengingatkan.  “ Agar keberadaan silaturahmi yang telah terjalan dapat terus terjaga.” Ucapnya mengakhiri.(KN1)