Friday, May 24, 2013

Taman Teladan di waktu Pagi

di tengah badai yg melanda walikota medan, masyarakat Medan khususnya sekitar stadion Teladan tetap rajin berolahraga pagi di sekitar taman stadion. Mulai anak anak, remaja, dewasa, manula, laki dan perempuan nampaknya menikmati olah raga pagi. Entah bagaimana dgn sang walikota?

Guru Madrasah demo kantor DPRD Asahan

Ratusan guru madrasah tsanawiyah di kab. Asahan berdemo di kantor DPRD Asahan(22/05). Mereka mendesak dewan untuk menyuarakan aspirasi mereka yang sudah tiga bulan lebih tidak menerima honor akibat belum turunnya dana bos. Penderitaan ini paling di rasakan guru honor. " sudah gaji kami kecil, malah di tunda." demikian komentar salah seorang pendemo. Ini gambaran nyata dari pendidikan kita, mau dimanalagi pendidikan ini kita tempatkan?

Monday, May 13, 2013

Hibar, Siswa Anti Pelecehan Seksual


Kian maraknya aksi pelecehan seksual terhadap kaum hawa membawa keprihatinan banyak pihak. Tak terkecuali bagi Hibar Syahrul Gafur yang berhasil menemukan produk sexual abused protection shoes (sepatu antipelecehan seksual). Karya ini sekaligus membuktikan pelajar kita masih memiliki kualitas yang dapat membanggakan dan peduli ;ingkungan sekitar.
Kebanggaan itu di buktikan Usai menyabet medali emas dalam penghargaan International Exhibition of Young Inventors (IEYI) di Malaysia, siswa SMPN 1 Bogor siap menyempurnakan produk yang telah banyak menyita perhatian kaum wanita.
Jika dilihat secara kasat mata, sepatu antipelecehan seksual tak jauh berbeda dari bentuk sepatu kebanyakan. Hanya saja, pada sol depan sepatu tertanam dua buah tembaga dengan daya tegangan sebesar 450 volt. “Alat ini memiliki sistem listrik yang jika digunakan untuk situasi darurat dapat membuat tubuh manusia lemas tak berdaya,”ungkap Hibar saat ditemui di sekolah, kemarin.
Dijelaskan dia, untuk mengeluarkan arus listrik dari sepatu buatannya terdapat tombol switch on yang terletak di samping bawah sol. “Pada saat tombol switch on ditekan lampu led menyala hasil kerja komponen sirkuit. Arus listrik sendiri berasal dari baterai 9 volt yang mengalirkan ke dalam komponen sirkuit dan dirubah menjadi arus listrik yang mencapai 450 volt,”terangnya.
Penemuan sepatu antipelecehan seksual hingga kini terus dilakukan pengembangan. Meski spesifikasi sepatu buatan Hibar dapat digunakan di semua model sepatu wanita serta tidak terjadi konsleting ketika terkena air namun sejumlah pihak mengharapkan penyempurnaan produk.
“Akan terus dikembangkan, seperti bentuk sepatunya yang lebih ringan dan minimalis. Meski sepatunya baru sebatas prototype,”kata Guru Pembimbing Hibar, Odik Suharyadi.
Menjawab hak paten dari produk yang diciptakan oleh anak didiknya, Odik mengakui mengalami hambatan dalam proses pendaftarannya. “Saya dengar untuk mendapatkan hak paten saja harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 20 juta, ditambah dengan rumitnya birokrasi yang ada,”terangnya.
Sejauh ini kata dia, Pemerintah Kota Bogor belum memberikan apresiasi nyata kepada penemuan sepatu ini. “Kami sudah mengirimkan surat rekomendasi ke Dinas Pendidikan Kota Bogor hingga memberikan proposal kepada Wali Kota nanti belum ada tanggapan,”ungkapnya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Bogor Agus Suherman mengatakan bahwa siswa yang berhasil mengharumkan nama Bogor akan mendapatkan penghargaan dari pemerintah. “Saya belum tahu informasinya, bisa jadi itu melalui jalur pribadi. Kita akan melakukan koordinasi dengan pihak mereka. Untuk Asahan dan Kisaran sekitarnya kita menunggu Hibar-hibar lain yang mampu membanggakan.

Pantai Gudang Garam, Jauh dari Angan

Bila melihat lokasi pantai Gudang Garam, Perbaungan(Sergei). Via internet, kita terkagum-kagum dengan keindahannya. Tapi saat kita tiba di sana, keindahan itu langsung sirna dengan buruknya pengelolaan. Yang pertama menyambut kita adalah sekumpulan calo, yang langsung menyerbu seakan kita ini "mangsa" yang siap di santap. Berbagai pungutan langsung di sodorkan, uang masuk, uang parkir dan uang sewa untuk gubuk "kitik-kitik". Untuk uang masuk, setiap kepala di kenakan Rp. 6000, jadi dapat di bayangkan alangkah tidak nyamannya kita jika masuk secara rombongan, seperti di alami siswa dari salah satu Madrasah Aliyah. Selain itu penataan gubuk kitik-kitik, jauh dari mencerminkan pantai untuk wisata atau rekreasi keluarga. Tempat ini seperti jauh dari angan kita. Dan tak layaklah untuk di kunjungi bersama keluarga!

Dua Pekerja Tewas, Menara Mesjid Ahmad Bakrie Roboh


Dua orang tewas dan empat lainnya terluka akibat runtuhnya menara Masjid Agung di Jalan Sudirman( sekaligus ralat berita sebelumnya), Kota Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Diketahui, bangunan bagian atas masjid yang kini dalam proses pembangunan itu rubuh, Senin (13/5/2013), sekitar pukul 11.00 WIB. 

Demikian Kapolres Asahan, AKBP Yustan Alpiani kepada wartawan melalui sambungan telepon, sesaat lalu. 

Menurutnya, enam pekerja saat itu berada di lantai dua masjid namun tiba-tiba, menara masjid yang berada di atas mereka rubuh dan menimpa enam pekerja tersebut.

Akibatnya, dua orang pekerja berinisial AK (24) dan JL (20), tewas di lokasi. Sementara empat pekerja lain yang bekum diketahui identitasnya terluka dan kini dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Namun, Kapolres belum bisa menyimpulkan penyebab runtuhnya menara masjid tersebut. "Masih dalam penyelidikan. Nanti kita kabari," ujarnya.

Informasi yang diperoleh MedanBagus.Com, masjid Agung yang akan didirikan di Kisaran itu akan mampu menampung jamaah sebanyak 6 ribu orang dan di luar ruang utama sebanyak 3 ribu orang. 

Sedang pembangunan masjid ini langsung dikelola Pemkab Asahan dan panitia pembangunan adalah Bupati Asahan. Rencananya nama masjid diambil dari nama ayah dari Abu Rizal Bakrie yakni Masjid Agung H Ahmad Bakrie.

Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan masjid sebesar Rp40 miliar lebih yang bersumber dari APBD dan bantuan masyarakat dan diprogramkan akan selesai selama 4 tahun. 

Sementara untuk alun-alun kota seluas 2 hektare dan hutan kota seluas 2 hektare yang bersepadan dengan Masjid Agung, untuk dua proyek tersebut dibutuhkan dana Rp30 miliar lebih.

Bupati Asahan Taufan Gama Simatupang, pada peletakan batu pertama pembangunan masjid yang dilakukan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, medio Mei 2011 lalu, menjelaskan, lokasi Masjid Agung Kisaran di atas tanah 4 hektare, dan masjid dilengkapi dengan Islamic Center, balai pertemuan, ruang untuk acara pernikahan, dan pendidikan hafidz Qur’an untuk tahap pertama sebanyak 200 anak didik.


Aburizal Bakrie dan Bupati Asahan, Taufan Gama Simatupang melakukan peletakan batu pertama Masjid Agung, Kisaran, Kabupaten Asahan Mei 2011 lalu. Foto: Dok Humas Pemkab Asahan

Peletakan batu pertama itu juga bertepatan dengan peringatan 100 Tahun Bakrie Sumatra Plantations.

Menurut Taufan direncanakan pembangunan akan selesai dalam empat tahun. Sebagai tahap awal, Pemkab Asahan telah mengalokasikan dana sebesar Rp5 miliar dalam APBD tahun 2011. Untuk pembagunan alun-alun sebesar Rp2 miliar dan hutan kota sebesar Rp2 miliar.

Pada kesempatan itu, Taufan berterimakasih atas bantuan Aburizal Bakrie. "Kepada Bapak Aburizal Bakrie sekali lagi saya atas nama Pemkab Asahan dan masyarakat Asahan mengucapkan terima kasih atas bantuannya," ucap Taufan saat peletakan batu pertama.

Ketika itu, Taufan juga mengatakan, Pemkab Asahan berencana nama Masjid Agung tersebut nantinya diberi nama Ahmad Bakrie yang merupakan orang tua dari Aburizal Bakrie. Robohnya menara mesjidnya ini juga menambah panjang polemik yang mengikuti pembangunan Mesjid. Sebelumnya di beritakan DPRD Asahan tidak setuju dengan pembangunan mesjid, demikian juga Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Asahan. Menurut beberapa sumber, nama Mesjid dan sumber dana pembangunannya seperti jauh dari harapan umat Islam di kab. Asahan( di kutip dari berbagai sumber)