Harinya hampir sama dengan hari ini, sabtu(10/8). Hanya beda tahun, sekitar 22 tahun yang lalu. Delapan belas siswa opunturir SMAN 2 Kisaran dengan menumpang angkot dari Kisaran, menyusuri jalan lintas timur sampai simpang es, lalu menyusuri pinggiran sungai Asahan sampai di B. Pulo pekan. Perjalan di lanjutkan hingga objek wisata Air terjun Simonang-monang. Tidak ada aral melintang semua lancar. Jalan yang buruk ada di beberapa titik tapi tidak menganggu.
Delapan belas siswa itu akhirnya bisa tiba dengan selamat, memasang tenda, lalu bermalam di sana bersama bermacam kejadian supranatural.
Yang mo di bahas bukan, supra naturalnya. Melainkan jalannya! Bercermin dari kondisi jalan, jelas selama dua puluh tahun, jalan Rahuning-B.Pulo tak pernah di perhatikan. Apalagi setelah ada jalan alternatip Pulo Rakyat-Aek songsongan-B.Pulo , lewat jembatan kecil. Ke tragisan jalan tersebut kian sengsara. Mungkin lebih baik masa Belanda yang di hadirkan oleh Novel-novel bertema berburu terbitan malaysia yang di karang putra asli B. Pulo. Menurut Parlindungan Panjaitan, anggota DPRD Asahan, kerusakan itu di sebabkan tidak adanya kepedulian Pemkab Asahan dan juga kontribusi truk-truk pengangkut hasil bumi, khususnya sawit.
" Jika jalan bagus, akses ekonomi pasti semakin lancar." jelas Lindung yang pemilu berikutnya mencalon dari Partai Golkar. Mudah-mudan keluhan ini di dengar Pemkab Asahan, karena masyarakat setempat juga warga kita.
Saturday, August 10, 2013
Pemkab Asahan, abaikan Jalan Rahuning-B. Pulo
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment