Friday, July 25, 2014

Prabowo, tempat dan waktu yang salah!

(KN)Sebelum pilpres 2014 kemarin, kebanyakan orang Indonesia yg berusia 30 thn keatas sudah pernah mendengar nama Prabowo, mulai kasus naik pangkat super cepat, pembebasan sandera sampai tim kopasus yg mencapai mount evrest. Lalu kenapa bisa ditekuk oleh Jokowi yg baru muncul 5 tahun terakhir?
Menilik dari pola kampanye yang di lakukan timses Prabowo, beliau sebenarnya terbuai dengan kejayaan masa lalu, sehingga alpa menyadari tempat dan ruang yang jadi setting masa kini. Masa kini, kebebasan informasi dan media sosial yang menjamur, sulit utk di kendalikan. Bahkan ungkapan menguasai media=menguasai dunia, tercabik cabik oleh kehebatan media sosial. Sehingga sering kali informasi yang kita keluarkan bisa jadi bumerang buat diri sendiri.
Ketika KN bertanya kepada seorang pendukung Jokowi, yang jadi pemain tunggal di lingkunggan tempat kerjanya(yg lain dukung Prabowo), ia menyakini Prabowo akan menang jika pola pikir masyarakat masih seperti dulu, jadi ia pilih Jokowi agar nanti Prabowo tahu ada yang tidak mendukung dia!
Yang paling penting, pendukung salam dua jari itu mengatakan, pola kampanye timses Prabowo mirip dengan cara-cara orba, serta pencitraan diri Prabowo seolah-olah mirip Soekarno jelas menghilangkan jati dirinya sendiri. Kampanye yang menyerang Jokowi, sebagai Non Islam, pemberontak, Antek asing, boneka mega sampai pada komunisme, menunjukkan kubu Prabowo kehilangan 'sense kekinian', dimana semua itu akhirnya menyerang ke Prabowo kembali, kecuali orang yang gaptek teknologi. Di tingkat akar rumput itu cukup tertanam di beberapa daerah. Dari hasil rekap suara KPU ternyata pola pikir masyarakat sudah lebih 'open minded', perbedaan 6% selisih suara menunjukkan rakyat sudah tidak terbuai dengan kejayaan masa lalu. Bahkan ada yang berujar, untuk apa kita pilih Soekarno imitasi jika kita sudah pernah di pimpin yang asli?

No comments:

Post a Comment