(KN) Pernahkah anda merasakan, kalau sebagai pemilih kita tidak punya manfaat dalam setiap pemilu? Seharusnya pemilih punya otoritas untuk menentukan siapa pemenang dan mau di apan negara ini kedepan? Sayangnya, semua itu tidak terbukti, hampir setiap pemilu atau pilkada yang milih tersisihkan oleh kemampuan penghitung. Kita terus memplototi angka yang di tunjukkan quickcount di televisi, yang nota bene merupakan lembaga survey bayaran. Alhasil lebih penting yang menghitung suara daripada yang memiliki suara. Bila itu yang anda rasakan, anda tidak sendiri karena Prof. Yusril pun merasakan yang sama, seperti suara di twiternya kemarin dan di retwit oleh triomacan2000 pagi ini(12/03). Ini menandakan ada sesuatu yang salah dalam demokrasi kita, mungkin kah prinsip selagi ayam masih makan jagung semua bisa diatur? menyelusup jauh dari demokrasi kita? kita dan hanya kita yang bisa mengubahnya.
No comments:
Post a Comment